Sabtu, 05 Juli 2014

Tteokbokki


#Tteokbokki #ala #ami

#Bahan #Tteokbokki :
- 250 gr tepung beras
- 1 gelas air
- 3 sdm minyak wijen/sayur

#CaraMembuat Tteokbokki :
Hidupkan kompor gas,letakkan tepung beras kedalam panci dan tambahkan air lalu aduk hingga kental hingga dapat diuleni. Setelah itu matikan kompor gas. Tunggu agak lama baru masukan minyak wijen/minyak sayur,setelah itu baru diuleni dan bentuk bulat memanjang. Kukus hingga matang.

》 #Bahan #kuah #Tteokbokki 《

> tteokbokki yang sudah di dipotong sekitar 2-3 cm
> 10 cabe merah
> 5 cabe rawit (sesuai selera)
> 3 siung bawang merah dan bawang putih
> 1 buah tomat
> air secukupnya
> kaldu bubuk
> gula pasir secukupnya
> saos sambal secukupnya
> minyak goreng untuk menumis

#cara :
Haluskan bawang merah dan putih..cabe merah dan cabe rawit..tomat..tumis hingga halus setelah itu masukkan tteok,air,kaldu bubuk, gula pasir, dan saos sambal. aduk agar semua bahan tercampur dan biarkan sampai air diserap oleh tteok atau air menjadi sedikit kental.

Minggu, 13 April 2014

Cara Membuat Salad Buah ala Ami

Bissmillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum teman :)

Malam hari ini saya akan berbagi kepada kalian tentang 'bagaimana sih cara membuat salad buah ?'
Caranya tidak lah sulit. Kalian hanya butuh :

1. berbagai macam buah yang kalian suka.
disini saya hanya memakai buah yang seadanya saja yaitu, Kelengkeng, Anggur, dan Buah Naga

Kelengkeng

Anggur

Buah Naga

2. Siapkan Mayonais


3. Siapkan Sirup


4. Siapkan Nata De Coco


5. Siapkan wadah/mangkok


Setelah bahan yang kita butuhkan telah siap, saatnya kita meracik menjadi makanan yang lebih enak  \(^,^)/
Caranya : 
1. Kupas dan potong buah sesuai selera, setelah itu campur semua buah dan nata de coco dalam wadah.


2. setelah buah tercampur, tambahkan mayonais dan sirup sesuai selera.


3. Jika buah dan mayonais telah tercampur, aduk rata.


Gampang kan teman untuk membuat nya :)
Kalau saya pribadi sih suka salad nya kayak ada kuah gitu, saya tidak terlalu suka kalau saladnya agak kering ( dikit mayonais nya --" )
oya, kalian bisa menambahkan susu kental manis dalam salad yang kalian bikin ;)

Sekian untuk hari ini , ikuti terus postingan blog saya :)
twitter : @AmdinitaAmi

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kamis, 10 April 2014



kudengar alunan suara adzan
menandakan waktu sholat telah tiba
semua kegiatan pun dihentikan
wajib menjawab panggilan-Nya

u seperti gigitan nyamuk
satu atom pun tak sampai
kutulis tentang mu bersama tinta
tersampaikan melalui puisi 

11 April 2014

Sabtu, 08 Februari 2014

Mengingat ALLOH di pasar I Fadhilah Dzikir I Berdzikir di Kala Orang-Orang Lalai I Kedho’ifan Do’a Khusus Masuk Pasar



Berdzikir atau mengingat Allah bukanlah hanya di masjid atau tempat shalat. Berdzikir pada Allah itu setiap saat bahkan sampai di tempat keramaian sekalipun seperti pasar. Namun karena kesibukan dunia dan transaksi di pasar, banyak yang lalai dari Allah. Ujung-ujungnya sampai terjerumus dalam perkara yang haram karena merasa tidak ada yang mengawasinya setiap saat.
Fadhilah Dzikir
Kita telah mengetahui bahwa dzikir adalah amalan yang amat utama. Di antara bentuk dzikir adalah menyebut asma’ dan sifat Allah, ditambah perenungan makna dan pengaplikasiannya. Di samping itu, mengingat nikmat Allah juga termasuk bagian dari dzikir. Begitu pula duduk di majelis ilmu untuk mengkaji hukum-hukum Allah juga termasuk dzikir. Demikian macam-macam dzikir yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim semacam dalam kitab beliau Al Wabilush Shoyyib dan Madarijus Salikin.
Di antara keutamaan dzikir sebagaimana disebutkan berikut ini:
(1) Dengan dzikir akan mengusir setan.
(2) Dzikir mudah mendatangkan ridho Ar Rahman.
(3) Dzikir dapat menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
(4) Dzikir menguatkan hati dan badan.
(5) Dzikir menerangi hati dan wajah pun menjadi bersinar.
(6) Dzikir mudah mendatangkan rizki.
(7) Dzikir membuat orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
(8) Hati dan ruh semakin kuat dengan dzikir. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan.
Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, “Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku” –atau perkataan beliau yang semisal ini-.
(9) Senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19).
(10) Dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”
Demikian sebagian keutamaan dzikir yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Al Wabilush Shoyyib.

Berdzikir di Kala Orang-Orang Lalai
Lisan ini diperintahkan untuk berdzikir setiap saat. Dari ‘Abdullah bin Busr, ia berkata,
جَاءَ أَعْرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». وَقَالَ الآخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَمُرْنِى بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. فَقَالَ « لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ »

“Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. (HR. Ahmad 4: 188, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth). Hadits ini menunjukkan bahwa dzikir itu dilakukan setiap saat, bukan hanya di masjid, sampai di sekitar orang-orang yang lalai dari dzikir, kita pun diperintahkan untuk tetap berdzikir.
Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ketika hati seseorang terus berdzikir pada Allah maka ia seperti berada dalam shalat. Jika ia berada di pasar lalu ia menggerakkan kedua bibirnya untuk berdzikir, maka itu lebih baik.” (Lihat Jaami’ul wal Hikam, 2: 524). Dinyatakan lebih baik karena orang yang berdzikir di pasar berarti berdzikir di kala orang-orang pada lalai. Para pedagang dan konsumen tentu lebih sibuk dengan tawar menawar mereka dan jarang yang ambil peduli untuk sedikit mengingat Allah barang sejenak.
Lihatlah contoh ulama salaf. Kata Ibnu Rajab Al Hambali setelah membawahkan perkataan Abu ‘Ubaidah di atas, beliau mengatakan bahwa sebagian salaf ada yang bersengaja ke pasar hanya untuk berdzikir di sekitar orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Ibnu Rajab pun menceritakan bahwa ada dua orang yang sempat berjumpa di pasar. Lalu salah satu dari mereka berkata, “Mari sini, mari kita mengingat Allah di saat orang-orang pada lalai dari-Nya.” Mereka pun menepi dan menjauh dari keramaian, lantas mereka pun mengingat Allah. Lalu mereka berpisah dan salah satu dari mereka meninggal dunia. Dalam mimpi, salah satunya bertemu lagi temannya. Di mimpi tersebut, temannya berkata, “Aku merasakan bahwa Allah mengampuni dosa kita di sore itu dikarenakan kita berjumpa di pasar (dan lantas mengingat Allah).” Lihat Jaami’ul wal Hikam, 2: 524).

Kedho’ifan Do’a Khusus Masuk Pasar
Mufti Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya mengenai hadits, barangsiapa yang memasuki pasar lantas mengucapkan ‘laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa hayyu laa yamuut bi yadihil khoir wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir’, apakah hadits ini  termasuk hadits shahih?
Beliau rahimahullah menjawab, “Berdzikir di pasar dan di rumah adalah suatu yang dituntunkan. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu mengingat Allah dalam segala keadaan. Allah Ta’ala pun berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.”(QS. Al Ahzab: 41-42). Oleh karenanya, jika di pasar hendaklah pula berdzikir pada Allah. Di tengah orang banyak, hendaklah pun berdzikir pada-Nya sehingga Allah pun akan mengingat dan menolongnya. Akan tetapi hadits yang disebut di atas dilanjutkan dengan fadhilahnya: barangsiapa yang membacanya maka akan dicatat baginya sejuta kebaikan, dihapus baginya sejuta kejelekan, dan akan ditinggikan derajatnya sejuta derajat. Hadits ini adalah hadits dho’if, tidak shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sejauh telaah yang kami lakukan dari meninjau sanad-sanadnya. Walau hadits ini tidak shahih, bukan berarti seseorang tidak diperkenankan berdzikir pada Allah (di pasar). Tetaplah berdzikir pada Allah walau tidak dibalas dengan ganjaran sebagaimana yang disebutkan dalam hadits tadi. Hendaklah ia banyak mengingat Allah dan itu sudah mendapatkan pahala dan fadhilah yang besar. Tetapi hadits sebagaimana yang ditanyakan tidaklah shahih. (Mawqi’ Syaikh Ibnu Baz: http://binbaz.org.sa/mat/11532)
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa dzikir akan mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah. Demikian kata beliau dalam kitab Al Wabilush Shoyyib. Ini menunjukkan bahwa jika seorang muslim rajin mengingat Allah di pasar, ia berarti akan mengindahkan aturan Allah, tidak berbuat curang, takut dusta dan selalu merasa diawasi oleh Allah. Jika demikian perniagannya akan semakin barokah.
Semoga Allah memudahkan kita untuk menjaga lisan terus basah karena berdzikir pada-Nya. Wallahu waliyyut taufiq. [Sakan 27 KSU, Riyadh, KSA, 18 Syawal 1433 H]